‘Makkere-kere’, Budaya Gotong Royong Masyarakat Bugis

Foto: Ibu-ibu di Desa Samaenre, Kecamatan Bengo saat Makere-kere' daging di rumah salah seorang warga yang menggelar hajatan. (Dok. Enews)

ENEWS BONE •• Makkere-kere’ merupakan bahasa suku Bugis yang berarti memotong kecil-kecil. Makkere-kere’ merupakan salah satu budaya gotong royong masyarakat suku Bugis.

Tradisi tersebut biasanya digelar saat ada pesta hajatan. Ketika tuan rumah memotong hewan berupa sapi atau kambing, kaum laki-laki berbondong-bondong membantu tuan rumah saat prosesi pemotongan sapi.



Sedangkan kaum wanita berbondong-bondong ke rumah pemilik hajatan, masing-masing membawa pisau.

Di rumah si pemilik hajatan, kaum wanita yang mayoritas kaum emak-emak ini mengambil posisi berbaris saling berhadap-hadapan menunggu daging yang akan dipotong kecil-kecil (dikere-kere’).

Tradisi gotong royong seperti ini telah dilaksanakan turun temurun oleh masyarakat Bugis. Selain bergotong royong dan meringankan pekerjaan si punya hajatan, budaya ini juga ajang silaturahmi antara kerabat keluarga.

Selain itu, beberapa emak-emak juga ada yang bersiap di dapur untuk mengolah daging yang telah dikere-kere’.

Budaya gotong royong dalam masyarakat Bugis sangat kental, terutama dalam gelaran hajatan. Mulai menyediakan makanan, memasak, dan semacamnya, dilakukan secara gotong royong hingga acara hajatan selesai.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai terkikis dengan menyerap budaya dari perkotaan yakni memesan makanan jadi atau catering di beberapa pesta hajatan.

Itulah sekelumit penjelasan tentang budaya Makkare-kere’. Budaya gotong royong masyarakat Bugis yang harus tetap dilestarikan. (Lee)



 

Tinggalkan Balasan