ENEWS, SPORT •• Pertandingan sepak bola Kapolres Polman Cup III berlangsung di Stadion S Mengga, mempertemukan dua kesebelasan Gaswon Vs Botto FC berakhir ricuh pada Jumat (16/5/2025). Hal itu mendapat kritikan dari salah seorang Pemerhati Bola Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Renol yang merupakan pemerhati bola mengkritisi wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Ia menilai wasit tidak profesional.
“Wasit yang memimpin jalannya pertandingan itu asalnya dari Kecamatan Campalagian sementara Botto FC masuk dalam wilayah Campalagian dan di dalam aturan itu tidak diperbolehkan,” ujarnya dengan nada kecewa.
Renol menjelaskan, harusnya Panitia Pelaksana Kapolres Polman Cup III atau koordinator wasit menggunakan perangkat pertandingan wasit asal Polewali atau mendatangkan wasit dari luar Polman agar integritasnya tetap terjaga.
“Dari awal pihak Gaswon sudah melayangkan protes kepada panitia untuk tidak menggunakan perangkat pertandingan asal Campalagian namun itu tidak direspon oleh panitia,” jelasnya.
Tim Gaswon awalnya sudah melakukan protes di dalam grup peserta pertandingan, kata Renol namun tidak direspon oleh panitia.
Sehingga ia menilai bahwa adanya indikasi dan dugaan persekongkolan dengan Botto FC karena mereka berasal dari satu kecamatan.
“Wasit itu menjaga kelancaran pertandingan sehingga harus netral dan tidak memihak kepada salah satu tim yang bertanding. Tapi kalau satu kampung (sama asal daerah) wasit dengan tim yang bertanding, maka di situ ada keputusan yang tidak adil dan terindikasi adanya kecurangan,” sebutnya.
Karena wasit dinilai keliru dalam mengambil keputusan dan wasit terindikasi berpihak kepada Botto FC sehingga amarah supporter meluap dari tribun penonton dengan melempar botol air mineral ke arah wasit.
Tim ENews Indonesia mencoba menghubungi Ketua Pelaksana Kapolres Polman Cup III namun belum mendapatkan respon sampai berita ini diterbitkan.
Jurnalis: Hasbi Waluyo
