ENEWS BONE •• Wendi yang merupakan warga Desa Lebbae, Kecamatan Ajangale, mengaku menjadi korban penganiayaan oknum Polisi yang saat ini bertugas sebagai Lanit Reskrim Polsek Ajangale, Bripka Andi Idhan.
Kepada awak media Wendi bercerita, awalnya dia bermaksud mengamankan diri di kantor Polsek Ajangale karena sedang berseteru dengan istri dan anak tirinya.
Namun nahas, Wendi mengaku dianiaya dengan cara dipukul menggunakan kayu dan selang pembuangan air juga beberapa kali diinjak di bagian paha.
“Kejadiannya pekan lalu sekira pukul 02.00 Wita dini hari, saya tidur di Polsek tiba-tiba dibangunkan pakai pukulan dan tendang lalu diseret ke ruangan Kanit Reskrim, puas dianiaya, saya difoto kemudian foto itu dikirim ke anak tiri saya, entah apa maksudnya,” kata Wendi, Sabtu (6/7/2024).
Saat itu, ia menyebut kondisinya saat itu babak belur dengan kepala bercucuran darah dan kembali diminta keluar dari ruangan.
Dia keluar dengan merangkak sembari meminta air karena haus ke rekan Andi Idhan bernama Paisal waktu itu. Paginya, Wendi pulang ke rumah.
“Saya belum diambil keterangan, juga belum dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) apalagi berstatus tersangka,” ucapnya.
Esoknya, Wendi memutuskan pergi meninggalkan kampung menuju rumah keluarga di Sulawesi Tenggara.
Iccank yang merupakan paman korban pun tidak terima.
“Secepatnya kami antar Wendi pulang ke Bone untuk buat laporan. Kami minta keadilan, keponakan saya dipukuli seperti binatang oleh aparat yang harusnya melindungi dan mengayomi,” kata Iccank.
Dari informasi yang dihimpun Enews Indonesia, istri Wendi merupakan pengusaha toko bangunan dan anak tirinya seorang driver mobil angkutan penumpang.
“Anaknya driver mobil angkutan penumpang, mobilnya mamanya nabawa, dan nabantu-bantu usahanya mamanya. Sedangkan mamanya pengusaha penjual bahan bangunan,” kata salah seorang warga setempat yang meminta identitasnya dirahasiakan kepada Enews Indonesia.
Ia menambahkan bahwa saat ini Wendi sudah tak ada di Desa Lebbae. Enews Indonesia mencoba menghubungi istri Wendi namun dikabarkan telah mengganti sim cardnya.
“Tidak adami Wendi di kampung. Kabar yang saya dengar, kejadian awal adalah kasus KDRT. awalnya istrinya melapor karena mau na bakar istrinya dan rumah, setelah itu ternyata (Wendi) datang sendiri ke polsek, ternyata sudah sering dibuatkan pernyataan karena kasus KDRT,” katanya.
Sementara, Bripka Andi Idhan yang dikonfirmasi media terkait hal tersebut tidak membantah, dia mengaku jika korban sudah dianggapnya seperti keluarga dan tidak bermaksud mencelakai.
“Bagusnya kita ketemu langsung untuk membicarakan ini ndi, saya hubungi ki kalau sudah di kota,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Bone AKBP Arief Doddy memastikan kasus ini jadi atensi.
“Saya teruskan ke Kasi Propam Polres ndi. Tks infonya. Pasti saya atensi, saya tidak mau anggota polri berbuat pelanggaran,” kuncinya.
Jurnalis: Arisman