[vc_row][vc_column][vc_column_text]
ENEWSINDONESIA.COM — Prof Jimly Asshiddiqie sebagai ahli hukum tata Negara baru-baru ini mengingatkan kepada para pemimpin bahwa seharusnya mereka memiliki 4 tugas penting yang harus dijaga dan diperhatikan. Yaitu harus bisa memberi keadilan, kerukunan, kemakmuran, dan mengawal kebebasan kepada para bawahannya.
“Tugas kepemimpinan dalam kehidupan bersama ialah (1) mengadilkan (2) merukunkan (3) memakmurkan (4) dan mengawal kebebasan agar teratur untuk mendorong kreatifitas dan inovasi ke arah pencerahan dan kemajuan peradaban,” kata Jimly saat dikutip dari postingannya di akun Twitter @JimlyAs, Rabu (18/11).
Guru besar FHUI (Fakultas Hukum Universitas Indonesia) tersebut mengatakan bila pemimpin gagal melaksanakan 4 hal tersebut, maka sebenarnya keberadaan mereka tidak dibutuhkan saat ini.
“Jika tidak, maka tidak diperlukan pemimpin sama sekali,” kata sang Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).
Menurutnya, adanya ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bisa menyebabkan terjadinya pergerakan perlawanan dari orang yang telah dipimpinnya sendiri.
“Tapi banyak yang marah kepada gerakan peralawanan kepada negara yang diumbar dengan kata-kata keras dan kasar seolah tidak peduli aturan bernegara, maka muncul praktik kekerasan hukum atas nama ketegasan,” tambahnya.
“Risikonya pasti dirasakan tidak adil. Bahkan aparat dapat saja dinilai jadi alat politik. Maka stop dulu saling benci dan tunda dulu persaingan,” tegas Jimly.
Jimly juga membagikan video ceramah provokatif yang dilakukan oleh Habib Riqiez Shihab yang jelas sangat menentang aparat hukum.
“Ini contoh ceramah yang bersifat menantang dan berisi penuh kebencian dan permusuhan yang bagi aparat pasti harus ditindak. Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas dan melebar,” kata Jimly.
Jimly sangat berharap agar para ulama segera menghentikan ceramah seputar penyebaran ujaran kebencian dan permusuhan seperti yang telah dilakukan oleh HRS.
“Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atasnamakan dakwah yang mestinya dengan hikmah dan mau’zhoh hasanah,” kata Jimly.
Dalam unggahan videonya tersebut, HRS mengingatkan kepada aparat bila tidak bisa bersikap adil maka jangan salahkan bila kepalanya akan ditemukan di jalanan. Seperti itulah isi cuplikan dari unggahan video yang dianggap telah menyebarkan kebencian dan permusuhan (bersifat provokatif).
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]