Hari Buruh Internasional, KSN Padati Fly Over Makassar

Foto: Massa aksi dari Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) saat memadati jembatan layang di Kota Makassar. (Dok. Ikbal)

ENEWSINDONESIA.COM, MAKASSAR ▪︎ Memperingati Hari Buruh Internasional sejumlah massa aksi dari Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) memadati Fly Over kota Makassar dengan membentangkan spanduk besar yang bertuliskan, “Hancur Oligarki Ekonomi Politik ala Jokowi-Prabowo, Rakyat Bersatu Rebut Kedaulatan. Sinergitas Antar Industrialisasi Nasional Terpadu, Keadilan Agraria, Lingkungan Hidup, Pendidikan Berkualitas, Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk Kesejahteraan Seluruh Rakyat Indonesia.”

Presiden KSN, Mukhtar Guntur dalam orasinya mengkritik keras rezim Jokowi dan Prabowo yang telah ditetapkan Mahkamah Konstitusi. Rabu (1/5/2024 ) pukul 10.00 Wita.

Di atas mobil yang ditumpangi massa aksi, Guntur berteriak lantang, bahwa oligarki Jokowi-Prabowo telah merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat dan memperkosa Mahkamah Konstitusi.

Massa aksi yang memadati Fly over membawa berbagai poin tuntutan diantaranya adalah:

A. Sektor Buruh/Pekerja

1. Politik upah murah yang hanya dibayar cukup untuk hidup hari itu;

2. Perbudakan modern. Sistem kerja kontrak di Indonesia merupakan bentuk penjajahan penghisapan atas satu manusia terhadap manusia lainnya;

3. Pemberangusan Serikat, padahal berserikat adalah hak semua warga;

4. Lembaga bisnis asuransi mengumpulkan dana rakyat tanpa perlindungan yang jelas;

5. Otonomi ketenaga kerjaan adalah bentuk lepas tangan pemerintah pusat.

B. Sektor pendidikan

1. Pendidikan mahal dan tidak demokratis;

2. Kurikulum merdeka menjadi program oligarki pada dunia pendidikan;

3. Pendidikan disibukan dengan administrasi;

C. Sektor petani dan nelayan

1. Petani tidak memiliki ruang hidupnya g cukup karena konflik agraria;

2. Pentingnya perlindungan nelayan tradisional atau nelayan skala kecil di Indonesia.

D. Sektor lingkungan, masyarakat adat dan perempuan

1. Kerusakan lingkungan akibat dari eksploitasi sumberdaya alam;

2. Masyarakat adat korban proyek ala Jokowi;

3. Perempuan korban kekerasan dan kriminal.

Setelah orasi di Fly over, massa aksi bertolak ke depan kantor DPRD Sulsel. Akibatnya, satu jalur jembatan fly over dari arah rumah sakit Primaya Hospital ke Universitas Muslim Indonesia harus ditutup oleh polantas yang bertugas di lokasi.

Pintu masuk DPRD Sul-Sel terpantau dijaga ketat oleh puluhan Polisi Wanita (Polwan) pukul 11.27 Wita sebelum massa aksi tiba.

Jurnalis: Ikbal Tehuayo





   
Editor: Abdul Muhaimin

Tinggalkan Balasan