ENEWSINDONESIA.COM, BONE ▪︎ Sejumlah pedagang di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan harga beras dan cabai merah terus melambung hingga Februari 2024 ini.
Salah seorang pedagang sembako, Wahyu mengatakan untuk 1 kg beras kualitas medium saat ini di angka Rp13 ribu. Kenaikan ini berkisar dari Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogramnya.
“Naik terus, kemarin-kemarin itu Rp11 ribu,” jelasnya, Sabtu (10/2/2024).
Kemudian untuk cabai juga demikian, diakui wahyu terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Khususnya cabai merah.
“Itu di harga Rp47 ribu, memang susah cabai sekarang pak,” jelasnya.
Nurhisyam, pedagang sembako lainnya juga melaporkan kondisi yang sama, beras yang ia jual untuk jenis mediumnya di angka Rp13 ribu per kg
“Iya, Rp13 ribu, begitu semua, naik memang beras,” imbuhnya.
Sementara itu data yang dihimpun Enewsindonesia.com, tercatat harga beras untuk kualitas bawah saat ini mencapai Rp12.500 per kg, kemudian untuk mediun tercatat menyentuh Rp12.650 per kg dan beras super mencapai Rp14.250 per kg.
Sementara untuk cabai merah saat ini mencapai Rp37.950 ribu naik dari pekan lalu mencapak Rp36.250 dan merah keriting mencapai Rp37.500 naik pekan lalu Rp34.250.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Bone, Muh Angkasa saat dikonfirmasi terpisah membenarkan kondisi ini. Dikatakannya, kenaikan harga beras dan cabai ini merupakan efek dari maraknya gagal panen pada periode 2023 lalu.
“Jadi yang membuat inflasi sekarang ini adalah Beras kemudian Cabai merah,” ujar Muh Angkasa, kemarin.
Harganya pun dilaporkan cukup signifikan. Untuk beras dilaporkan ada yang sudah menyentuh di atas Rp13 ribu untuk kualitas medium bahkan mencapai 14 ribu untuk kualitas premium, dimana harga normal untuk beras ini di kisaran Rp10 ribu dan Rp12 ribu.
“Sudah mulai naik memang, karena di beberapa daerah itu sudah ada yang menyentuh Rp13 ribu,” ujarnya.
Bahkan untuk cabai merah besar ini dilaporkan telah menyentuh di atas angka Rp50 ribu per kg-nya, yang mana harga normalnya kata dia di kisaran Rp30 ribu sampai dengan Rp35 ribu saja.
“Mudah-mudahan, karena biasa kalau sudah dalam kondisi seperti ini sudah mulai tersedia,” jelasnya.
Selain dua komoditi tersebut beberap komoditi lain juga dilaporkan merangkak naik, seperti minyak dan Bawang Merah.
Dia mengatakan untuk menekan kenaikan harga pangan ini, sejak 2023 sampai Januari 2024 ini pihaknya telah menggelar sebanyak 23 kali pasar murah khusus menyasar komoditi-komoditi yang melanjak ini.
“Di 2023 kita sudah gelar sebanyak 20 kali kemudian di Januari mungkin sekitar 3 kali,” ujarnya.
Kemudian memasifkan penyaluran beras SPHP bulog yang diketahui lebih murah di kisaran Rp10.800 untuk Harga Eceran Tertingginya (HET).
Dan terbaru mengoptimalkan penyaluran beras bantuan pangan 2024 sebanyak 3.985 dari pemerintah pusat.
Muh angkasa mengatakan pada Januari ini dianggap sudah cukup baik sebab inflasi yang terjadi dilaporkan pelan-pelan mulai turun. Sementara laporan terbaru Badan Pusat Statistik Bone, Kabupaten Bone mengalami inflasi (YoY) sebesar 2,31 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 104,35.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2024, antara lain beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), dan cabai merah,” tulis Plt Kepala BPS Bone, Andi Asia Hasan Basri.
Sementara komoditas paling dominan memberikan andil sumbangan inflasi m-to-m pada Januari 2024, adalah tomat.