Majene  

Diduga Dimonopoli, Proyek Jenis DAK Disdikpora Majene Disoal

Foto: Ilustrasi DAK. (Property of Enewsindonesia)

ENEWSINDONESIA.COM, MAJENE — Kegiatan proyek Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) jenis Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan jumlah anggaran Rp 10 miliar bidang pendidikan dasar dosorot sejumlah pihak.

Salah seorang masyarakat Majene, Deni, menduga proyek tersebut dimonopoli oleh satu orang konsultan inisial AG dengan jumlah 50 paket terdiri dari 32 penunjukan dan 18 tender.

banner 728x250

 


 

“Ada apa? Kok, proyek jenis DAK yang datangnya dari pusat jasa konsultan di monopoli oleh satu orang. Saya curiga ada permainan di balik layar,” ungkap Deni kepada Enewsindonesia.com, Ahad (12/11/2023)

Deni mempertanyakan, apakah hal tersebut sudah sesuai prosedur?

“Saya curiga si konsultan ini sengaja dimenangkan di dalam proses lelang karena ada kedekatan sosial dengan sang penguasa di Majene. Apakah tidak ada konsultan lain di Majene yang mempunyai kemampuan sampai harus konsultan yang dipakai dari luar Majene lalu kemudian memonopoli proyek? Pemberdayaan putera daerah hanya omong kosong belaka,” katanya.

Menurut Deni, seorang konsultan pengawas harus standby di lapangan atau di lokasi pekerjaan proyek dengan didasari SK. Namun jika seorang konsultan pengawas mempunyai SK lebih dari 1 paket di waktu yang bersamaan disebutnya kurang tepat.

“Itu sudah tidak benar dan sangat tidak etis. Kemudian kita harus mengecek apakah sudah sesuai pekerja yang di lapangan dan yang tertuang di dalam kontrak kerja? Begitu pun laporan pengawas yang di lapangan dan yang tertuang di kontrak apakah sesuai?” kesalnya.

Lebih jauh Deni mempertanyakan profesionalisme pengawasan dalam pengerjaan proyek terasebut.

“Belum lagi profesionalnya dalam mengawasi pekerjaan, mengingat konsultan pengawas adalah perwakilan pemerintah untuk mengawasi pekerjaan. Mereka sudah disiapkan anggaran untuk bekerja, jangan sampai ada permainan besi yang tidak sesuai spesifikasi dan jarak behel yang dimainkan, itu kita harus awasi baik-baik. Jika tidak, maka wajib kita laporkan ke pihak yang berwenang,” tegasnya.

Terkait keluhan ini, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Majene, Aco Mursalim belum memberi tanggapan hingga berita ini diterbitkan. (Arfan Renaldi)

     
Penulis: Arfan RenaldiEditor: Abdul Muhaimin

Tinggalkan Balasan