SINJAI, ENEWSINDONESIA.COM – Tidak mendapat pelayanan medis, seorang ibu hamil (bumil) Srhy Hanifah Tsurayyah (26) nyaris kehilangan anak pertamanya saat memilih bersalin di Klinik Restu Ibu Jl. Dr. Hamka, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat (3/9/21)
Korban bumil terpaksa melahirkan sendiri di ruang kurek tanpa bantuan dari tenaga bidan Klinik Bersalin 24 jam ini.
“Kami sudah pontang-panting cari perawat dan bidan di Klinik itu, tapi tak ada satupun yang betul-betul membantu. Istri saya kemudian melahirkan di ruang kurek Klinik,” ungkap Rola Sryanama, suami korban, Minggu (5/9/21).
Sang suami pun lanjut bercerita, istrinya semula mendapatkan saran dari pihak keluarga agar proses persalinan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai. Namun, sang suami khawatir dengan prosedur rumah sakit yang ribet hingga takut di Covidkan.
“Isteri saya berawal ke pembukaan 9 di klinik tersebut, namun sampai di lokasi tidak ada satu pun yang memperhatikan dengan serius, katanya dokter tidak ada. Keluarga kemudian panik berselang ke pembukaan sepuluh, istri saya sudah tidak dapat menghela napas lega alias sesak sehingga hampir kehilangan tenaga. Saya kemudian berinisiatif panggil perawat untuk dibawa keruangan persalinan, namun setiba di ruangan persalinan perawat itu membawa isteri saya ke ruangan kurek kemudian ditinggalkan,” ungkap Rola.
Proses persalinan pun diceritakan Rola membutuhkan waktu yang lama. Sang istri yang ditemani oleh ipar kesulitan saat kepala bayi keluar karena tidak adanya bimbingan dari pihak medis Klinik. Bayi yang kemudian berhasil keluar pun nyaris terjatuh ke lantai.
“Untung saudara ipar saya ada di ruangan. Dia yang kemudian tiba-tiba menahan bayi yang hampir terjun kelantai. Jika saja tidak ada tali pusar yang masih menggantung dan ipar saya tidak menahan bayi, maka bayi yang baru lahir itu sudah jatuh ke lantai. Kepala bayi saya juga sempat terbentur di besi ranjang klinik,” terang Rola dengan emosional.
Sang suami pun menambahkan jika pasca peristiwa tersebut, pihak keluarga sempat gaduh hingga cekcok dengan pihak Petugas Klinik lantaran kecewa dengan Standar pelayanan yang ada di Klinik tersebut.
“Setelah kejadian, memang kami sempat gaduh di Klinik, kami kecewa dengan pelayanannya. Bayangkan coba, istri dan bayi saya, dua-duanya nyaris tak tertolong. Pihak Rumah Sakit juga mau gratiskan biaya bersalin, tapi saya memilih untuk bayar saja,” tambah Rola.
Terpisah, Pemilik Klinik Inap Restu Ibu Dr. Ali, yang dikonfirmasi hanya sempat mempertanyakan nama pasien. Dan untuk insifen ini, pemilik klinik itu enggan menjawab pertanyaan dari awak media.
Zulkifli