News  

80 Ekor Sapi di Bone Mati Akibat Jembrana, Sapi Terserang Penyakit Ini Layak Komsumsi?

Foto: Tim dari Dinas Peternakan Bone saat mengkroscek sapi di Mare.

ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Memasuki tahun 2023, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Bone, Sulawesi selatan (Sulsel) tak ditemukan lagi (0). Hal tersebut dibenarkan Kadis Peternakan Kabupaten Bone, Andi Musafir beberapa waktu lalu.

Terbaru, dari informasi yang dihimpun, dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, hewan ternak (sapi) di Bone diserang penyakit Jembrana.

banner 728x250  
 

Jembrana merupakan penyakit yang bersumber dari virus bersifat akut dan hanya menyerang sapi Bali. Penyakit ini sangat merugikan secara ekonomis karena mengakibatkan kematian ternak.

Baca: https://enewsindonesia.com/pemkab-bone-kembali-akan-gelar-pasar-murah-di-5-kecamatan/

Drh Agusriadi dari Dinas Peternakan Bone menyampaikan bahwa pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengkroscek penyakit Jembrana yang menyerang hewan ternak di Bone.

“Dalam kurun waktu 1 bulan terakhir, kurang lebih 80 ekor sapi se Kabupaten Bone mati akibat Jembrana. Dalam 1 minggu terakhir 15 ekor di Kecamatan Mare,” sebut Drh Agusriadi saat dikonfirmasi Enewsindonesia.com, Jum’at (9/6/2023).

Baca juga: https://enewsindonesia.com/dprd-bone-pemda-lebih-pentingkan-mobil-dinas-daripada-kepentingan-rakyat/

Adapun beberapa penyebabnya, kata Agusriadi yakni, sebagian yang mati karena sebagian para peternak membeli sapi yang sakit dari luar dan juga lambannya peternak melaporkan sapinya yang sakit ke Vaksinator di kecamatan.

“Diharapkan agar peternak untuk cepat melaporkan bila menemukan sapinya sakit ke pihak petugas Vaksinator di kecamatan agar bisa dicegah lebih dini,” harapnya.

Baca juga: https://enewsindonesia.com/318-siswa-ikuti-penamatan-smpn-1-watampone/

Camat Mare, Andi Hidayat Pananrangi secara terpisah menyampaikan, tingginya kasus penularan Jembrana di Kecamatan Mare karena membiarkan sapinya berkeliaran saat memasuki musim tanam padi.

“Sebelumnya dikandangkan semua, padahal penularannya dari lalat ke lalat” ungkap Camat Mare.

Nurhidayat menambahkan, banyaknya kematian sapi karena lambatnya penanganan.

“Sakit sapinya baru dilporkan, padahal petugas Vaksinator sering turun tapi tidak ada yang melapor,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah menegaskan bahwa penyakit Jembrana yang saat ini sedang merebak di Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan tidak menular ke manusia. Hal tersebut disampaikan oleh Nasrullah melalui Siaran Persnya hari ini Senin (27/2/2023).

“Penyakit Jembrana hanya menyerang Sapi Bali (tidak menular pada sapi jenis lain) dan tidak bersifat zoonosis, penyakit ini juga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya,” ungkap Nasrullah.

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa virus penyebab penyakit Jembrana dapat masuk ke tubuh hewan peka melalui kontak langsung dengan hewan tertular dan bisa juga disebarkan melalui insekta penghisap darah.

“Karena bukan zoonosis, maka masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi,” kata Nasrullah menekankan.

Nasrullah juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengkonsumsi daging sapi yang berasal dari rumah potong hewan (RPH) yang di bawah pengawasan dokter hewan, atau membeli produk yang sudah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

(Mimienk Lee)